Hari Kesehatan Nasional ke 51, yang diperingati setiap
Tanggal 12 November 2015, mengangkat tema:
INDONESIA CINTA SEHAT: GENERASI SEHAT, SIAP MEMBANGUN NEGERI. Peringatan
Hari Kesehatan Nasonal adalah sebuah aktifitas yang penting dan berharga bagi
pemerintah dan rakyat Indonesia untuk fokus dan tetap semangat membangun
bangsa, khususnya di bidang kesehatan.
Di tengah hingar bingar dan pro kontra dari begitu banyak
permasalahan bangsa, kesehatan adalah
salah satu bidang yang terus bergerak meningkatkan pelayanan agar lebih baik.
Program BPJS dari Jaminan Kesehatan Nasional, adalah terobosan besar yang sudah
memberi manfaat nyata. Memang belum sempurna tapi terus mengupaya perbaikan
agar semua terlayani dan secara keseluruhan kwalitas kesehatan membaik.
Dengan kesehatan yang
baik, masyarakat dapat meningkatkan produktifitas berkarya dan pada akhirnya
kwalitas hidup masyarakatpun meningkat, seiring adanya perbaikan di bidang
ekonomi. Kesehatan adalah salah satu aset utama dalam kehidupan. Gangguan
kesehatan bisa berdampak besar pada semua sendi kehidupan. Karena itu perlu ada
kesadaran dari semua pihak, untuk terus menerus mengingatkan pentingnya Pola
Hidup Sehat dan Bersih, agar meminimalkan ganggua karena sakit penyakit. Prisnip
mencegah daripada mengobati tetap menjadi prinsip yang harus dipegang dan
dipraktekkan. Walau adanya BPJS memperingan beban masyarakat membayar layanan
kesehatan dan obat.
Dalam sambutan tertulisnya Menteri Kesehatan RI, Ibu Nila
Moeloek mengatakan, pada era pemerintahan 2014-2019, Presiden menggagas Gerakan
Revolusi Mental dan menetapkan sembilan agenda prioritas yang disebut Nawa
Cita. Pada dasarnya Revolusi Mental adalah mengubah cara pandang, pikiran,
sikap prilaku yang berorientasi pada kemajuan dan kemoderanan sehingga
Indonesia menjadi bangsa yang besar dan mampu berkompetisi dengan bangsa-bangsa
lain di dunia.
Sembilan agenda prioritas tersebut digunakan untuk
mewujudkan visi pembangunan nasional. Yaitu terwujudnya Indonesia yang
berdaulat , mandiri dan berkepribadian
berlandaskan gotong royong. Melalui Nawa Cita butir 5, Kementrian Kesehatan berkomitmen
mewujudan Kwalitas Hidup Manusia Indonesia melalu peningkatan kwalitas
pendidikan, kesejahteraan dan kesehatan. Maka prioritas pembangunan kesehatan
2015-2019 dengan 3 Pilar, yaitu:
1.
Paradigma sehat dilakukan dengan strategi
Pengarusutamaan kesehatan dalam bidang kesehatan, penguatan promotiv, preventif
dan pemberdayaan masyarakat.
2. Penguatan pelayanan kesehatan dilaikukan dengan
strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan
pendekatan Continuum of care, intervensi berbasis resiko kesehatan.
3. JKN-Jaminan Kesehatan Nasional melalui Kartu
Indonesia Sehat, dilakukan dengan startegi perluasan sasaran, benefit serta
kendali mutu dan kendali biaya.
Upaya tersebut dengan fokus pada 4 program:
- Percepatan penurunan kematian ibu dan kematian
bayi
- Perbaikan gizi khususnya stunting
- Penurunan prevalensi penyakit akibat infeksi
- Pencegahan penyakit tidak menular melalui perubahan prilaku keluarga dan masyarakat.
Khususnya dalam pengenalan diri terhadap resiko penyakit.
Menkes Ibu Nila Moeleok juga menyinggung Program JKN yang merupakan salah satu
program Kemenkes dalam mewujudkan Revolusi Mental melalui gotong royong
pembiayaan kesehatan. JKN merupakan solusi untuk menjamin dan memastikan
masyarakat kurang dan tidak mampu mendapatkan manfaat layanan kesehatan.
Pemerintah menyediakan iuran buat seluruh masyarakat miskin, serta bertahap menggabunkan
semua sistem pembiayaan kesehatan dari daerah agar memenuhi azas-azas portabilitas
dalam payung JKN dan Sistem Jaminan Sosial Nasional.
Nusantara Sehat,
adalah salah satu prioritas kunci Kemenkes selama 5 tahun ke depan. Programnya
di bidang penguatan pelayanan kesehatan primer, yang fokus pada upaya promotif,
preventif dan berbasis tim. Target pelaksanaan program Nusantara Sehat adalah
Puskesmas yang berlokasi di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK)
di 44 Kabupaten di Indonesia dan melibatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan.
Kesulitan yang dihadapi selama ini oleh Puskesmas, khususnya
yang berada di DTPK adalah kurangnya tenaga kesehatan sehingga mereka tidak
mampu menjalankan fungsi puskesmas dengan optimal. Melalui program Nusantara Sehat, Kemenkes
berupaya untuk memperkuat puskesmas yang ada di daerah-daerah tersebut dengan
menempatkan setidaknya 600 tenaga kesehatan tambahan ke 120 Puskesmas yang
tersebar di seluruh Indonesia.
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dan mendorong mereka untuk
melakukan kegiatan promotif, preventif adalah salah satu tugas Kemenkes.
Melalui berbagai strategi komunikasi dan kampanye aksi CERDIK (Cek kesehatan
secara rutin,Enyahkan asap rokok, Rajin aktifitas fisik, Diest seimbang,
Istirahat cukup dan Kelola stress) adalah salah satu edukasi yang dilakukan
diberbagai tatanan masyarakat.
Pencegahan penyakit tidak menular dengan Gerakan
PHBS-Prilaku Hidup Bersih dan Sehat. Di mana masyarakat diminat aktif datang ke
psoyandu, selalu memberikan aksi ekslusif, cuci tangan pakai sabun, memberantas
jentik nyamuk, tidak merokok dan menjaga lingkungan untuk mencegahnya timbulnya
berbagai penyakit menular.
Menkes Ibu Nila Moeloek juga mengapresiasi beberapa
pemerintahan Kabupaten/ Kota/ Propinsi yang telah menydeiakan 10 % dari
anggaran pembangunannya untuk kesehatan, membuat peraturan daerah untuk Kawasan
tanpa Asap Rokok, membangun kota ramah lansia, memberikan dana insentif bagi
tenaga kesehatan dari dana APBD-nya. Juga membangun fasilitas layanan
kesehatan, khususnya puskesmas di daerah-daerah tertentu, serta terus menerus
meningkatkan kompetensi petugas kesehatan agar dapat memberikan pelayanan yang
lebih baik.
Untuk itu dalam rangka mewujudkan Visi Pembangunan yang sejalan
dengan Tema Hari Kesehatan Nasional ke
51, Menkes meminta perhatian:
1.
Pembangunan kesehatan merupakan salah satu unsur
penopang peningkatan indeks pembangunan manusia, di samping unsur pendidikan
dan ekonomi. Untuk itu sebagai investasi, orientasi pembangunan kesehatan hatus
lebih di dorong pada aspek-aspek promotif dan peventif tanpa melupakan aspek
kuratif rehabilitatif melalui pendekatan keluarga.
2.
Pendekatan pembangunan kesehatan berbasis Continuum of care, dari mulai ibu hami, bayi
dan balita, anak sekolah dan remaja, pasangan usia subur dan lanjut usia.
3.
Diperlukan kerjasama baik lintas program maupun
lintas sektor, akademisi, kepala daerah, pelaku usaha, organisasi masyarakat,
dll sebagai bentuk tanggung jawab
bersama akan masa depan bangsa, khususnya kwalitas sumber daya manusia yang
mampu bersaing dengan bangsa lain dengan akan di mulainya Masyarakat Ekonomi
ASEAN.
4.
Menumbuhkan semangat Revolusi Mental di kalangan
kesehatan agar dapat menumbuhkan budaya birokrasi
yang prfesional dan transparan, partisipatif, akuntabel, dan memiliki
kredibilitas yang didasari etika serta
integeritas pengabdian yang tinggi.
1 comment:
T erimakasih infonya Nyah Bawel
Post a Comment