Puncak acara Giant
Faunatic Drawing Competition, adalah pengumuman pemenang yang dirangkai dengan talkshow bertema parenting :
GADGET 101 FOR KIDS. Acara ini adalah bagian dari Program Hero Peduli dari Hero
grup. Penggunaan gadget khususnya telepon genggam masih menuai pro dan kontra.
Menghadirkan Psikolog Eizabeth Santosa, diskusi berlangsung hangat dan menarik.
Acara dibuka dengan sambutan Hero Grup diwakili Toni Mampuk yang ternyata menghadapi
persoalan yang sama. Anaknya berusia sekitar 2 tahun, belum bisa membaca namun
bisa membuka youtube. Pskolog Elizabeth Santosa tersenyum dan bertanya sapa
yang mengadap persoalan seperti itu? Hampr semua yang hadir mengacungkan
tangan.
Sebelum memulai, Lizie, begitu biasa ia disapa, bertanya
kepada yang hadir, masalah apa yang diadapi setelah anak terbiasa dengan
telepon genggam. Audience menjawab,Kurang bergerak, kurang bersosialisasi,
tangan menjadi kaku, tulisan tangan jelek.
Perkembangan teknologi komunikasi dan internet telah
mengubah hampir di semua sendi kehidupan. Termasuk dalam pola pengasuhan. Di
sadari atau tidak kemajuan teknologi di segala bidang menyeret serta semua yang
terlibat di dalamnya. Teknologi menjadi pedang bermata dua. Disatu sisi diakui
membantu pekerjaan manusia namun di sisi lain memberi dampak buruk.
Teknologi komunikasi dan internet, mempermudah kehidupan
manusia. Mau apa saja bisa dilakukan dari genggaman tangan. Tapi alat
komunikasi yang canggih tersebut, bagi sebagian orang justru menjadi hambatan,
terutama berko munikasi dengan keluarga? Lalu telepon genggamnya yang salahkah?
Dari mini seminar ini,
beberapa hal yang saya tangkap, sebagai kunci pengasuhan anak di zaman
Net. Kita sepakat bahwa orangtu harus memberi stimulus pertama pada anak. Teknologi
tidak bisa dihindari, termasuk teknologi komunikasi. Tidak apa-apa mengenalkan
gadget pada anak sejak usia dini. Dalam
gadget banyak aplikasi edukatif yang bisa menjadi fasilitas untuk membantu
orangtua menstimulus anak. Mulai dari warna, bentu, suara dll. Sedangkan untuk
mengenalkan anak pada media sosial, menurut para ahli disarankan jika anak
sudah berusia di atas 12 tahun. Namun demikian para orangtua tetap harus
memegang kendali kontrol, bukan melepaskan begitu saja, sehingga anak bebas
menggunakan gadet.
![]() |
Pelajar yang curhat. |
Pertama, Aturan di keluarga berlaku sama. Baik pada
orangtua maupun pada anak. Ketika anak diberi batasan penggunaan telepon genggam,
maka orangtua melakukan hal yang sama? Bagaimana anak bisa menerima dan
menjalankan aturan, jika aturan hanya untuk
diri si anak. Aturan perlu dievaluasi termasuk diri para orangtua. Jika
telepon genggam si anak diambil atau dibatasi penggunaannya, hendaknya para
orangtua melakukan hal yang sama. Yaitu sama-sama mengurangi penggunaan gadget.
Kedua, Konsistensi.
Ketika aturan sudah disepakati, maka semua anggota keluarga harus menjalaninya.
Segala sesuatu tidak ada yang instan, awalnya mungkin berat tetapi konsisitensi
menjalani kesepakatan aturan, akan membuat anak mengerti, menerima dan
mejalaninya.
Ketiga, Para orangtua
harus belajar dan memahami dunia anak. Ketika
penerapan aturan yang menuntut disiplin, awalnya akan ada penolakan. Bahkan bisa
jadi anak akan menuduh para orangtua tidak senang melihat mereka bahagia.
Anak-anak akan merasa paling menderita sedunia.
Keempat, Tetap
mendampingi anak. Saat anak-anak sudah tidak memegang telepon genggam,
adalah waktu yang tepat bagi orangtua untuk lebih mendekatkan diri ke
anak-anak. Anak tidak akan pernah menjauh, selama orangtua tetap merengkuh
meeka. Anak menjauh karena orangtua idak mendekat. Bukankah orangtua pernah
berada pada situasi si anak. Sedangkan si anak belum pernah mejadi orangtua.
Orangtua barangkali khawatir anak menjadi kurang
bersosialisasi. Heloo, dengan media sosial anak bersosialisasi. Atau menurut
orangtua, anak cenderung menggunakan bahasa pergaulannya. Bukankah zaman
dulupun ada bahasa yang dipahami hanya oleh mereka yang remaja?
Kelima, Jika empat
point diatas digabung maka kunci pengasuhan generasi seharang adalah penerapan
Konsistensi dan konsekwensi. Artinya orangtua harus tegas dan konsisiten
dalam menerapakn aturan keluarga. Jika anak
tidak boleh mengguakan gadget saat makan, maka orangtuapun tidak boleh
menggunakan gadget saat makan. Setiap perbuatan dan tindakan, maka akan selalu
ada konsekuensinya.
![]() |
Juri extrernal: Hany Sintawati |
Mini seminar ditutup dengan pengumuman Pemenang Gian
Faunatic Drawing Competition. Meurut Hany Sintawarti, selaku juri external.
Panitia menerima lebih dati 300 karya gambar dari 48 sekolah seJabodetabek. Ada
3 aspek besar yang ditetapkan sebagai penyaringan karya. Pertama Imajinasi,
kedua original ide, ketiga kemampuan mengatur komposisi dan warna. Keempat
bukan yang utama tapi mejadi pertimbangan, adalah apakah gambar tersebut dapat
diterapkan dalam merchandise yang akan diproduksi untuk Giant secara nasional. Di
akhir acara, Hany yang juga mempunyai kegemaran membuat kerajinan tangan
berpesan buat anak-anak-anak yang belum memang untuk tetap bersemangat dan
berkarya.
![]() |
Para pemenang Gian Faunatick Drawing Competion 2017 |